PENGANGKUTAN SAMPAH NON ORGANIK RUMAH KOMPOS DESA ADAT PADANGTEGAL

Hai..... setelah lama admin tidak update blog dari Rumah Kompos Desa Adat Padangtegal, bagaimana kabarnya ? 

Nah kali ini kita akan membahas tentang pengangkutan sampah non organik yang dilakukan di Rumah Kompos Desa Adat Padangtegal. Sebelumnya kita sudah membahas pengangkutan sampah organik, bagi yang belum membacanya yuk cek di halaman blog kita. 


Untuk saat ini pengangkutan sampah non organik dilakukan setiap tanggal ganjil (2 hari sekali) namun, sebelum pandemi pengangkutan dilakukan setiap hari. Kenapa pengangkutannya dimasa pandemi ini dilakukan setiap tanggal ganjil ? karena saat ini sampah non organik yang dihasilkan oleh warga maupun pengusaha di lingkungan Desa Adat Padangtegal masih bisa ditangani dengan pengangkutan 2 hari sekali, selain itu guna menghemat operasional dari Rumah Kompos Desa Adat Padangtegal. 

Apa saja sih yang termasuk sampah non organik ? sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati baik berupa produk sinterik maupun hasil proses teknologi pengelolahan bahan tambang atau sumber daya alam dan sulit diuraikan oleh alam, Contohnya: botol plastik, tas plastik, kaleng dan masih banyak yang lainnya. Tentu banyak sekali dimasa ini berbagai keperluan mulai dari makanan, mainan dan perlengkapan yang menggunakan bahan plastik, kertas untuk digunakan sebagai kemasan, dimana nantinya setelah tidak terpakai akan menjadi sampah.




Kembali lagi ke pengangkutan sampah non organik yang dilakukan oleh Rumah Kompos Desa Adat Padangtegal. Sebelum berangkat petugas pengangkut terlebih dahulu menyiapkan grinding/ kereta dorong yang ditaruh di belakang pintu bak truk. Petugas dengan seragam biru khusus akan mengangkut sampah non organik yang sudah terpilah dengan baik, jika terdapat sampah non organik yang tercampur oleh sampah organik tidak akan dilakukan pengangkutan oleh petugas. Selain itu petugas juga saat bekerja dilengkapi dengan helm, senter kepala, masker, sarung tangan dan sepatu boots. Hal ini dilakukan untuk mengurangi terjadinya kecelakaan dalam bekerja. 


Jam 20.00 petugas berangkat ke lapangan untuk melakukan pengangkutan sampah non organik, setiap truk diisi dengan 4 orang yaitu terdiri dari 1 orang sopir dan 3 orang petugas pengangkut sampah terpilah. 3 Orang ini masing-masing memiliki tugas tersendiri, orang pertama bertugas menggunakan grinding untuk mengambil sampah non organik yang sudah terpilah dengan baik di dalam gang-gang dan ditaruh di pinggir trotoar. Orang kedua bertugas mengikuti jalan truk dan berada di bawah untuk menaikkan tong sampah yang sudah dikeluarkan oleh warga dan ditaruh di depan rumah kemudian diambil oleh orang ketiga. Orang ketiga bertugas menuangkan sampah ke dalam bak kemudian melakukan pemilahan menjadi 11 jenis sesuai jenis pilahan yang nantinya hasil pilahan tersebut di taruh di belakang bak kompos, orang pertama setelah selesai melakukan tugasnya akan ikut membantu orang kedua untuk melakukan pemilahan diatas bak truk sehingga bisa meminimalisir residu yang ada karena sudah dilakukan pemilahan langsung. 


Setelah semua sampah non organik terangkut truk dan petugas kembali ke fasilitas Rumah Kompos Desa Adat Padangtegal. Disini sisa sampah yg belum sempat dilakukan pemilahan di dumpig untuk dilakukan pemilahan lanjutan pada pagi harinya baik oleh petugas pengangkut maupun petugas pengolahan. Karena saat pengangutan teman-teman tim pengangkut bekerja pada malam hari sangat besar kemungkinan masih banyak sampah non organik yang masih bisa dipilah.





Untuk hasil sampah non organik yang sudah terpilah dan terbungkus dalam kemasan plastik maupun karung kemudian ditaruh di gudang yang nantinya akan disalurkan ke pihak ke tiga dalam hal ini adalah pengepul. Sampai saat ini RKP bekerja sama dengan 8 pengepul untuk penyaluran hasil pilahan. 

Berikut beberapa hasil jepretan admin saat pengangkutan sampah non organik dari Rumah Kompos Desa Adat Padangtegal yang dilakukan mulai dari jam 20.00 sampai 03.00. 















Komentar

Postingan Populer