Pengangkutan Sampah Organik di Rumah Kompos Desa Adat Padangtegal

 

Sudahkah kita mulai membiasakan diri melakukan pemilahan sampah dari sumbernya? dari rumah, tempat bekerja maupun saat bepergian. Jika sudah apakah sampah yang kita pilah diangkut dengan oleh pengangkutan yang terpilah juga ? Atau saat pengangkutan kembali dicampur di dalam truk maupun mobil pengangkut sampah ? Setelah diangkut apa benar sampah yang sudah terpilah dimanfaatkan atau diproses?

Beberapa pertanyaan tersebut mungkin terbayang jika kita sudah sadar dalam melakukan pemilahan, agar apa yang kita sudah lakukan benar dimaksimalkan. Banyak dari teman-teman kita yang sudah melakukan pemilahan tapi saat tau pengangkutannya dicampur kembali tentu kita menjadi jengkel dan malas untuk melakukan pemilahan. Tapi bagi sebagian orang tentu mereka mencari cara agar sampah yang sudah terpilah tersebut benar-benar diproses. 

Pada awal terbentuk di tahun 2012 untuk mensiasati ketersediaan armada pengangkutan, Rumah Kompos masih menggunakan sistem sekat bak untuk pengangkutan terpilah. Bak truk pengangkutan diberi penyekat dibagian tengah dimana bagian depan untuk sampah non organik dan bagian belakang untuk sampah organik. Tapi seiiring bertambahnya jumlah pelanggan tentu cara ini mempunyai kelemahan, disaat banyak ada upacara adat sampah organik lebih banyak dari sampah non organik tak jarang sampah organik membludak dan berjatuhan ke bagian bak sampah non organik. Begitu sebaliknya saat akhir tahun sampah non organik sampai jatuh ke sampah organik. 

Berdasarkan hal tersebut, sejak Juni 2017 sampai sekarang Rumah Kompos sudah memberlakukan pengangkutan terpisah antara sampah organik dan non organik. Untuk saat ini pengangkutan organik dilakukan setiap hari mulai dari jam 04.00 subuh sampai jam 07.00 dan petugas menggunakan seragam hijau. Sedangkan untuk pengangkutan sampah non organik dilakukan setiap tanggal ganjil mulai dari jam 20.00 sampai 24.00. Sampah yg tercampur tidak akan diangkut, Jadi sampah wajib dipilah dengan teliti. 





Seluruh warga dan pengusaha di lingkungan Desa Adat Padangtegal wajib memilah sampahnya menjadi organik dan non organik, hanya sampah organik yang terpilah dengan baik bisa digunakan menjadi pupu kompos. yang termasuk sampah organik adalah dedaunan, canang, bunga, sisa makanan, sisa sayuran, sisa buah-buahan dan lain-lain. Untuk mengurangi biaya tinggi karena memilah lagi sampah organik yang tercampur dengan sampah non organik seperti plastik, sangat penting sampah sudah terpilah dengan baik dari sumbernya. Jika sampah organik tercampur maka tidak akan diangkut oleh petugas. 



Jadwal pengangkutan sampah di Desa Adat Padangtegal : 

  • Terdiri dari 2 tim yang berbeda, petugas pengangkutan sampah organik berseragam hijau dan petugas pengangkutan sampah non organik berseragam biru. 
  • Untuk memastikan daerah Desa Adat Padangtegal sudah bersih menjelang pagi hari tim pengangkut sampah organik bejerha dari jam 04.00 sampai dengan 07.00 untuk pengangkutan dan kemudian melanjutkan pada pekerjaan pada pukul 08.00 sampai dengan 12.00 untuk melakukan proses pencacahan dan komposting. Saat ini sampah organik tetap beroperasi setiap hari untuk menghindari pembusukan karena sampah dibiarkan tidak terolah sehingga mengurangi resiko bau yang ditimbulkan baik saat pengangkutan maupun pada proses pengolahan menjadi kompos.

Setelah proses pengangkutan selesai truk kemudian melakukan dumping di atas area pencacahan. Saat ini sampah organik masih tercampur sekitar 10% dari sampah non organik, jenis sampah yang sering loos disebabkan penggunaan plastik pada bebantenan contohnya permen, jajan banten yang dibungkus plastik pada ajuman. Selain itu Rumah Kompos Desa Adat Padangtegal mencoba secara aktif agar masyrakat bisa memilah lebih baik lagi melalui sosialisasi baik via online maupun langsung saat berkunjung ke fasilitas. 


Komentar

Postingan Populer